Tugas Seni Budaya
Nama Kelompok:
1)Chairun Nisa (08)
2) Siti Miftahul Jannah (28)
MADRASAH ALIYAH NEGERI
(MAN)
PATAS
Tahun Pelajaran: 2013/2014
1) Asal-usul Tari Legong Kraton
Istilah
“legong kraton” terdiri dari dua kata yaitu legong dan kraton. Masing-masing
istilah tersebut sebenarnya sudah cukup popular di kalangan masyarakat Bali,
hanya saja dari segi ilmu pengetahuan pengertian itu masih perlu diungkapkan.
Mereka pada umumnya telah mengenal legong itu ialah salah satu bentuk tari Bali
jenis wanita yang ditarikan oleh dua atau tiga orang gadis, seorang diantaranya
sebagai condong, yang nantinya akan menyerahkan kipas kepada dua penari
berikutnya.
Kata
legong di duga berasal dari bahasa Bali (bahasa Nusantara) yaitu dari kata
“leg” yang dikombinasikan “gong” sehingga menjadi “legong”. Dalam bahasa
Balinya akar kata “leg” berarti gerak yang luwes dan elastic. Dengan pengertian
kata sifat kuwes dan elastis ini kiranya dapat di simpulkan bahwa “gerak” yang
dimaksud disini adalah gerak tari sehingga kata “leg” dapat diartikan dengan
gerak tari atau tari saja. Sedangkan “Gong” berarti sebuah gamelan atau
sebarung gamelan, sehingga “legong” adalah suatu tarian yang diiringi dengan
gamelan Gong. Istilah legong ini rupanya juga mengalami perkembangan menjadi
“legong kraton”. Kata kraton ini berarti istana. Mungkin tambahan tersebut
timbul karena tari-tarian di Bali juga dapat diasosiasikan dengan lanjutan,
bahwa tari legong di Bali juga merupakan hasil kesenian istana (putri).
Ada
kemungkinan tari legong dikembangkan dari sebuah tari upacara. Sejak abad ke-19
tampak ada pergeseran: Legong berpindah dari istana ke desa. Tari legong bukan
lagi merupakan kesenian istana karena pengaruh istana makin lama semakin
melemah dan tari Legong menjadi milik masyarakat umum. Wanita-wanita yang
pernah mengalami latihan di istana kembali ke desa dan mengajarkan tari legong
kepada generasi berikutnya. Banyak sakeha (kelompok) Legong terbentuk,
khususnya di daerah Gianyardan Bandung. Guru-guru tari legong juga banyak
bermunculan, khususnya dari desa Saba, bedulu, peliatan, klandis dan sukawati.
Murid-murid didatangkan Dari seluruh bali untuk mempelajari tari Legong,
kemudian mengembangkannya kembali ke desa-desa. Legong menjadi bagian utama
setiap upacara odalan di desa-desa.
2) Keunikan Tari Legong Kraton
a)
Gerak tariannya
Gerak merupakan prinsip utama atau media utama yang
membangun sebuah tarian. Melalui rangkaian gerak yang ditata sedemikian rupa
secara koreografisnya tari tersebut bisa terwujud. Pad mulanya tari legong merupakan
satu jenis tari improvisasi tapi dalam pertumbuhan selanjutnya gerak-gerak
tarinya dikomposisikan berdasarkan salah satu tarian yang ada dalam Gambuh.
Jika dilihat dari perbendaharaan gerak, nampaknya gerak-gerak sukar yang
terdapat dalam penggambuhan, disempurnakan (dihaluskan), disesuikan dengan
gamelannya yang cepat dan dinamis, sehingga menjadilah legong seperti yang ada
sekarang. Gerak-gerak tari dalam palegongan sangat dinamis, indah dan abstrak,
walaupu pada akhirnya dibalik gerak-gerak itu tersembunyi gerak-gerak yang
bersifat dramatis.
Gerak
pada tari Legong Kraton:
1.
Tanjek ngandang 2. Tanjek panjang
3.
Tanjek ngempat 4. Ngenjet
5.
Ngubit 6.
Ngelukun
7.
Gulu ngangsul 8. Ngengsog
9.
Ngelus 10.
Ngeliput
11.
Ngepel 12.
Nyipug
13.
Mentang laras 14. Mipil
15.
Durga 16.
Ngelung kiri
17.
Ngepik 18.
Nyeregseg
19.
Ngumad 20.
Ngumbang
b)
Ekspresi pada tariannya
Tari legong kraton merupakan tari putri halus yang
menggunakan permainan raut muka dominan bibir senyum, gerakan mata tenang,
seledet tanpa diikuti dengan alis, ngelier dan focus bijaksana berwibawa. Dalam
hal ini make up juga merupakan hal yang penting untuk menunjang ekspresi dalam
suatu tarian. Melalui make up dapat merubah wajah seseorang dari wajah natural
menjadi karakter-karakter tertentu di dalam suatu pertunjukan, yang tentunya
akan berpengaruh juga terhadap ekspresi. Tari Legong Kraton yang termasuk
kedalam tari putri halus di buat dalam bentukbaik alis, eye shadow, cundangdan
caling kidang lebih ramping dan lembut. Warna bedak dominan kuning langsat,
merah pipi lembut menyatu dengan bedak.
c)
Ritme pada tariannya
Ritme merupakan unsure yang paling kuat dan
meyakinkan disamping kehebatan teknik. Dalam tari unsur ritme sangat berperan
penting, pemahaman dasar dan kunci-kunci penataan ritme akan menambah
kenikmatan dinamika, Sehingga suatu
tarian tidak akan menoton, karena manusia tidak akan pernah dapat bertahan
dalam suasana yang mutlak yang tidak berubah-ubah intersitasnya. Penyususnan
lagu-lagu iringan Legong Kraton biasanya diidentikan oleh tiga pokok lagu
yaitupengawak, pengecet, dan pekaad. Setelah adanya tiga inti tersebut kemudian
dilengkapi dengan beberapa jenis melodi sebagai perbendaharaan sususnan tari. Melodi pelengkap yang dimaksud adalah pengalihan
atau disebut juga gineman, pengawit, gabor bapang, lelonggoran, pengipuk, batel
maya, pengetog, pemalpal dan tangis. Melodi-melodi pelengkap tersebut belum
tentu selalu terpakai pada setiap komposisi lagu iringan tari palegongan.
3) Komentar pada Tarian Legong Kraton
Legong
merupakan tarian asal Bali, tarian ini memberi satu warna tersendiri bagi
penikmatnya. Tari Legong Kraton memakai
karakter tari putri halus, dimana dalam
gerak-gerak tarinya didominasi oleh gerakan yang lemah gemulai, anggun dan
lembut.
Tak
mengherankan, banyak sekali paket pertunjukan Tari legong yang ditawarkan dalam
industri pariwisata Bali. Khususnya pada
Tari Legong Kraton versi peliatan sangat
berbeda dengan Tari Legong Kraton versi
lainnya. Gaya tarian yang diajarkannya
agak berbeda dengan pengajar lainnya , cenderung dinamis penuh getaran dan bertenaga dengan sikap tubuh yang
condong ke depan serta dagu diangkat. Di dalam perkembangan dunia Pariwisata
pada saat sekarang ini kehidupan serta kelestarian Tari Legong Kraton mendapat
godaan-godaan. Oleh karena itu Tari Legong Kraton perlu dipelihara, dibina
kehidupan dan dilestarikan untuk menjaga keluhuran daripada nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar