-moz-border-radius: 0.5em 0.5em 0.5em 0.5em; border-radius: 0.5em 0.5em 0.5em 0.5em; border-top: 2px solid #FF6699; border-bottom: 2px dotted #FF6699; border-right: 10px solid #FF6699; border-left: 10px solid #FF6699; background: $(main.background); Tari Legong Kraton ~ Siti Miftahul Jannah Sitii Miftahul Jannah

Rabu, 16 April 2014

Tari Legong Kraton


             

Tugas Seni Budaya


Nama Kelompok:
1)Chairun Nisa (08)
2) Siti Miftahul Jannah (28)

    •                                       

    •  
    •  
    •  
    •  
    •  
    •  
    •  
    •   
    •   
 














MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN)
PATAS
         Tahun  Pelajaran: 2013/2014


1)   Asal-usul Tari Legong Kraton
Istilah “legong kraton” terdiri dari dua kata yaitu legong dan kraton. Masing-masing istilah tersebut sebenarnya sudah cukup popular di kalangan masyarakat Bali, hanya saja dari segi ilmu pengetahuan pengertian itu masih perlu diungkapkan. Mereka pada umumnya telah mengenal legong itu ialah salah satu bentuk tari Bali jenis wanita yang ditarikan oleh dua atau tiga orang gadis, seorang diantaranya sebagai condong, yang nantinya akan menyerahkan kipas kepada dua penari berikutnya.
Kata legong di duga berasal dari bahasa Bali (bahasa Nusantara) yaitu dari kata “leg” yang dikombinasikan “gong” sehingga menjadi “legong”. Dalam bahasa Balinya akar kata “leg” berarti gerak yang luwes dan elastic. Dengan pengertian kata sifat kuwes dan elastis ini kiranya dapat di simpulkan bahwa “gerak” yang dimaksud disini adalah gerak tari sehingga kata “leg” dapat diartikan dengan gerak tari atau tari saja. Sedangkan “Gong” berarti sebuah gamelan atau sebarung gamelan, sehingga “legong” adalah suatu tarian yang diiringi dengan gamelan Gong. Istilah legong ini rupanya juga mengalami perkembangan menjadi “legong kraton”. Kata kraton ini berarti istana. Mungkin tambahan tersebut timbul karena tari-tarian di Bali juga dapat diasosiasikan dengan lanjutan, bahwa tari legong di Bali juga merupakan hasil kesenian istana (putri).
Ada kemungkinan tari legong dikembangkan dari sebuah tari upacara. Sejak abad ke-19 tampak ada pergeseran: Legong berpindah dari istana ke desa. Tari legong bukan lagi merupakan kesenian istana karena pengaruh istana makin lama semakin melemah dan tari Legong menjadi milik masyarakat umum. Wanita-wanita yang pernah mengalami latihan di istana kembali ke desa dan mengajarkan tari legong kepada generasi berikutnya. Banyak sakeha (kelompok) Legong terbentuk, khususnya di daerah Gianyardan Bandung. Guru-guru tari legong juga banyak bermunculan, khususnya dari desa Saba, bedulu, peliatan, klandis dan sukawati. Murid-murid didatangkan Dari seluruh bali untuk mempelajari tari Legong, kemudian mengembangkannya kembali ke desa-desa. Legong menjadi bagian utama setiap upacara odalan di desa-desa.



2) Keunikan Tari Legong Kraton
a)    Gerak tariannya
Gerak merupakan prinsip utama atau media utama yang membangun sebuah tarian. Melalui rangkaian gerak yang ditata sedemikian rupa secara koreografisnya tari tersebut bisa terwujud. Pad mulanya tari legong merupakan satu jenis tari improvisasi tapi dalam pertumbuhan selanjutnya gerak-gerak tarinya dikomposisikan berdasarkan salah satu tarian yang ada dalam Gambuh. Jika dilihat dari perbendaharaan gerak, nampaknya gerak-gerak sukar yang terdapat dalam penggambuhan, disempurnakan (dihaluskan), disesuikan dengan gamelannya yang cepat dan dinamis, sehingga menjadilah legong seperti yang ada sekarang. Gerak-gerak tari dalam palegongan sangat dinamis, indah dan abstrak, walaupu pada akhirnya dibalik gerak-gerak itu tersembunyi gerak-gerak yang bersifat dramatis.
Gerak pada tari Legong Kraton:
1.      Tanjek ngandang   2. Tanjek panjang
3.      Tanjek ngempat     4. Ngenjet
5.      Ngubit                               6. Ngelukun
7.      Gulu ngangsul                   8. Ngengsog
9.      Ngelus                               10. Ngeliput
11.    Ngepel                             12. Nyipug
13.   Mentang laras                   14. Mipil
15.   Durga                                16. Ngelung kiri
17.   Ngepik                              18. Nyeregseg
19.    Ngumad                           20. Ngumbang

b)   Ekspresi pada tariannya
Tari legong kraton merupakan tari putri halus yang menggunakan permainan raut muka dominan bibir senyum, gerakan mata tenang, seledet tanpa diikuti dengan alis, ngelier dan focus bijaksana berwibawa. Dalam hal ini make up juga merupakan hal yang penting untuk menunjang ekspresi dalam suatu tarian. Melalui make up dapat merubah wajah seseorang dari wajah natural menjadi karakter-karakter tertentu di dalam suatu pertunjukan, yang tentunya akan berpengaruh juga terhadap ekspresi. Tari Legong Kraton yang termasuk kedalam tari putri halus di buat dalam bentukbaik alis, eye shadow, cundangdan caling kidang lebih ramping dan lembut. Warna bedak dominan kuning langsat, merah pipi lembut menyatu dengan bedak.
c)    Ritme pada tariannya
Ritme merupakan unsure yang paling kuat dan meyakinkan disamping kehebatan teknik. Dalam tari unsur ritme sangat berperan penting, pemahaman dasar dan kunci-kunci penataan ritme akan menambah kenikmatan dinamika,  Sehingga suatu tarian tidak akan menoton, karena manusia tidak akan pernah dapat bertahan dalam suasana yang mutlak yang tidak berubah-ubah intersitasnya. Penyususnan lagu-lagu iringan Legong Kraton biasanya diidentikan oleh tiga pokok lagu yaitupengawak, pengecet, dan pekaad. Setelah adanya tiga inti tersebut kemudian dilengkapi dengan beberapa jenis melodi sebagai perbendaharaan sususnan tari.  Melodi pelengkap yang dimaksud adalah pengalihan atau disebut juga gineman, pengawit, gabor bapang, lelonggoran, pengipuk, batel maya, pengetog, pemalpal dan tangis. Melodi-melodi pelengkap tersebut belum tentu selalu terpakai pada setiap komposisi lagu iringan tari palegongan.
3) Komentar pada Tarian Legong Kraton
Legong merupakan tarian asal Bali, tarian ini memberi satu warna tersendiri bagi penikmatnya. Tari Legong Kraton  memakai karakter  tari putri halus, dimana dalam gerak-gerak tarinya didominasi oleh gerakan yang lemah gemulai, anggun dan lembut.
Tak mengherankan, banyak sekali paket pertunjukan Tari legong yang ditawarkan dalam industri  pariwisata Bali. Khususnya pada Tari Legong Kraton  versi peliatan sangat berbeda dengan  Tari Legong Kraton versi lainnya.  Gaya tarian yang diajarkannya agak berbeda dengan pengajar lainnya , cenderung dinamis penuh  getaran dan bertenaga dengan sikap tubuh yang condong ke depan serta dagu diangkat. Di dalam perkembangan dunia Pariwisata pada saat sekarang ini kehidupan serta kelestarian Tari Legong Kraton mendapat godaan-godaan. Oleh karena itu Tari Legong Kraton perlu dipelihara, dibina kehidupan dan dilestarikan untuk menjaga keluhuran daripada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar